Pages

Jumat, 27 Maret 2020

Identifikasi Masalah dalam Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memilih judul, merumuskan masalah, kemudian diikuti dengan pengumpulan, pengolahan, penyajian serta analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara sistematis dan efisien yang hasilnya berguna untuk mengetahui suatu keadaan atau masalah dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau untuk membuat keputusan dalam rangka pemecahan masalah.
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999), penelitian dapat dilihat sebagai proses yang mencakup dua tahap: penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam penelitian meliputi: identifikasi bidang masalah, penentuan pemilihan pokok masalah (topik) dan perumusan atau formulasi masalah. Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang diterapkan dalam pemecahan penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Einstein dan Infield dalam (Indriantoro dan Supomo, 1999), formulasi masalah penelitian sering merupakan tahap penelitian yang jauh lebih esensial dibandingkan dengan tahap pemecahan masalah. Bahkan menurut Isaac dan Michael dalam (Indriantoro dan Supomo, 1999), formulasi masalah penelitian dengan baik merupakan setengah dari tahap pemecahan masalah.
Mengingat arti penting dari masalah tersebut, maka alangkah baiknya apabila pengetahuan mengenai masalah yang mencakup pengertian, serta proses penentuan masalah dapat dipahami secara lebih mendalam.




BAB II
PEMBAHASAN

A. Masalah Penelitian

Masalah merupakan kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada dengan kenyataan yang ada. Masalah yang dapat diselidiki sebenarnya jumlahnya tak terbatas, tetapi seringkali calon peneliti mengalami kesulitan untuk mendapatkan masalah yang cocok baginya. Masalah penelitian dapat dipandang sebagai variabel yang menjadi tema pokok penelitian, sehingga pada mulannya dapat diidentifikasi melalui topik yang bersifat umum. Identifikasi masalah yaitu mengklasifikasikan informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita, jika terdapat hasil-hasil yang bertentangan, jika terdapat suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian. 
Adapun yang dimaksud dengan mengidentifikasi masalah merupakan peneliti melakukan tahap pertama dalam penelitian, yaitu merumuskan masalah yang hendak diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian, sebab semua jalannya penelitian akan diarahkan oleh perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka peneliti akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian.
Menurut Suharismi Arikunto penelitian akan berjalan dengan baik apabila peneliti benar-benar menghayati masalah yang hendak ditelitinya. Supaya bisa bekerja dengan baik dan benar seorang peneliti memang harus tertarik terhadap permasalahan yang dipilihnya. Terdapat empat faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam menetapkan masalah penelitian:
1. Masalah penelitian harus sesuai dengan minat peneliti.
2. Masalah yang diteliti harus dapat dilaksanakan.
3. Terdapat faktor pendukung, misal: sarana, tenaga, biaya, dan waktu.
4. Hasil penelitian yang bermanfaat.

B. Kriteria Memilih Masalah

Mengidentifikasi masalah bukanlah suatu hal yang mudah dan bahkan dianggap sebagai sesuatu pekerjaan yang sangat sulit dalam suatu proses penelitian. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian bukan hanya mendaftar sejumlah masalah, tetapi kegiatan ini lebih dari pada itu sebab masalah yang telah dipilih hendaknya memiliki signifikasi untuk  dipecahkan. Berdasarkan pada identifikasi terhadap masalah-masalah, maka peneliti menentukan skala prioritas yaitu menentukan masalah-masalah mana yang perlu segera dilakukan pemecahan. Menurut Tuckman, suatu masalah yang dipilih, harus memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Masalah menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
2. Masalah dinyatakan atau dirumuskan dengan  jelas dan tidak ambigu.
3. Masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (atau dalam bentuk suatu pernyataan secara implisit misalnya: Tujuan penelitian ini yaitu ingin menentukan apakah?).
4. Masalah tersebut dapat diuji melalui metode empiris, artinya terdapat kemungkinan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian yang ditanyakan.
Menurut Creswel, suatu masalah itu penting dikaji atau diteliti jika memenuhi lima hal penting  yaitu:
1. Mengkaji suatu masalah jika penelitian tersebut menyelesaikan kesenjangan atau menambah literature yang ada atau memperkaya literature.
2. Mengkaji atau  meneliti masalah jika penelitian itu mengulang atau mereplikasi penelitian terlebih dahulu namun mengkaji atau meneliti subjek dan tempat yang berbeda.
3. Mengkaji masalah jika penelitian tersebut memperluas penelitian terdahulu atau mengkaji topik secara menyeluruh.
4. Mengkaji masalah jika penelitian tersebut memberikan makna terhadap orang lain atau masyarakat.
5. Mengkaji masalah jika penelitian tersebut memberikan perbaikan praktik.
Sebagai seorang peneliti, dalam memilih masalah kita perlu mempertimbangkan kriteria tertentu. Menurut Fraenkel, dkk., kriteria suatu masalah penelitian yang baik memiliki empat karakteristik penting, antara lain:
1. Masalah tersebut mudah dilakukan.
2. Masalah tersebut jelas.
3. Masalah tersebut penting.
4. Masalah tersebut mempertimbangkan etika.
Senada dengan Fraenkel, dkk., Ary, dkk.,mengemukakan kriteria suatu masalah penelitian diantaranya  sebagai berikut:
1. Masalah itu sangat penting.
2. Masalah tersebut merupakan sesuatu yang mengarahkan pada masalah baru dan bagi penelitian lebih jauh.
3. Masalah tersebut dapat diteliti.
4. Masalah itu sesuai dengan bidang peneliti.
5. Masalah itu mempertimbangkan etika.

C. Sumber Masalah penelitian
Ary, Jacob dan Sorensen mengemukakan bahwa terdapat tiga sumber dalam mengidentifikasi masalah, yaitu pengalaman, teori atau deduksi, dan literature terkait. Pengalaman seseorang, terutama dalam melakukan penelitian sangat berperan dalam menentukan atau memilih masalah penelitian.  Sumber berikutnya yaitu teori atau deduksi yang menjadikan pijakan untuk melakukan penelitian, melalui kegiatan deduksi atau mengkaji teori-teori yang ada, peneliti secara terus-menerus berkeinginan melakukan percobaan atau peneliti terkait dengan teori yang dianutnya. Sumber ketiga yaitu literature, dengan membiasakan membaca literature yang berkaitan, peneliti akan terbantu untuk terus-menerus bereksplorasi dan melakukan penelitian.
Sumber-sumber yang dapat dijadikan acuan atau pijakan untuk mengidentifikasi masalah penelitian diantaranya:
1. Observasi terhadap praktek pendidikan
Observasi terhadap praktek pendidikan merupakan sumber yang banyak akan masalah penelitian. Masalah penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum atau tidak memiliki dasar penjelasan yang sesuai, dan cara-cara rutin dalam melakukan suatu tindakan yang didasarkan atas otoritas atau tradisi. 
2. Deduksi dari teori
Teori merupakan konsep yang berisi mengenai prinsip-prinsip yang bersifat umum dan penerapannya belum diketahui selama belum diuji. Penelitian terhadap masalah yang diambil dari teori pendidikan sangat bermanfaat untuk memperoleh penjelasan empiris praktis mengenai teori tersebut.
3. Kepustakaan tentang hasil penelitan
Jurnal-jurnal penelitian merupakan laporan hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah. Laporan penelitian yang baik biasanya menuliskan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut.
4. Masalah sosial
Masalah sosial dapat memberikan masukan yang berguna bagi peneliti lain untuk dijadikan masalah penelitian. Misalnya masalah perkelahian antarpelajar, banyaknya pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi, dan lain sebagainya. 
5. Situasi praktis 
Situasi praktis terutama yang berkaitan dalam pembuatan keputusan tertentu, seringkali mendesak diadakannya penelitian evaluatif. Misalnya, seorang administrator pendidikan ,mengatakan bahwa kemunduran mutu pendidikan disebabkan mundurnya dedikasi guru-guru di SD sampai SMA. Sehingga, peneliti tergugah untuk menguji kebenaran pernyataan tersebut. 
6. Pengalaman pribadi 
Pengalaman pribadi dapat melahirkan suatu masalah yang memerlukan jawaban empiris untuk mendapatkan pemahaman. Seorang yang terlibat langsung dalam situasi tertentu akan lebih peka dalam memahami makna yang berkaitan dengan situasi tersebut.
7. Pertemuan ilmiah 
Masalah dapat didapatkan melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi, lokakarya, dan lain sebagainya. Peserta-peserta seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah membawa makalah-makalah yang memecahkan permasalahan menurut bidangnya masing-masing. Mungkin saja masalah itu perlu diteliti pula dari segi ilmu yang lain.
8. Pernyataan pemegang kekuasaan 
Orang yang memiliki kekuasaan cenderung menjadi figur yang dianut oleh orang-orang yang di bawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang kekuasan dapat dijadikan sumber masalah. Misalnya, pernyataan Mendikbud mengenai rendahnya kualitas lulusan SMA, rendahnya angka lulusan sekolah kejuruan yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaaan, dan lain sebagainya. Sumber-sumber tersebut dapat mempengaruhi dalam memunculkan suatu masalah penelitian. 
Jadi, sumber-sumber masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam melahirkan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja. 


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah merupakan kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada dengan kenyataan yang ada. Masalah penelitian dapat dipandang sebagai variabel yang menjadi tema pokok penelitian, sehingga pada mulannya dapat diidentifikasi melalui topik yang bersifat umum. Identifikasi masalah yaitu mengklasifikasikan informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita.
Sebagai seorang peneliti, dalam memilih masalah kita perlu mempertimbangkan kriteria tertentu. Menurut Fraenkel, dkk., kriteria suatu masalah penelitian yang baik memiliki empat karakteristik penting, antara lain: Masalah tersebut mudah dilakukan., masalah tersebut jelas. masalah tersebut penting, masalah tersebut mempertimbangkan etika.
Sumber-sumber yang dapat dijadikan acuan atau pijakan untuk mengidentifikasi masalah penelitian diantaranya: Observasi terhadap praktek pendidikan, deduksi dari teori, kepustakaan tentang hasil penelitan, masalah sosial, situasi praktis, pengalaman pribadi, pertemuan ilmiah, pernyataan pemegang kekuasaan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat berharap ada kritikan dan saran yang sifatnya untuk membangun. Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis begitu juga pembaca.





DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Johni. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Hasnunidah, Neni. 2017. Metdologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Media Akademi.

Ridha, Nikmatur. 2017. Proses Penelitian, Masalah, Variabel, danParadigma      Penelitian. Jurnal Hikmah. Vol. 14 (No, 1).  

Setyosari, Punaji. 2016. Metode Penelitian Pendidikan dan  Pengembangan.      Jakarta: Prenada Media Group.

Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar